Kejadian ini sekitar 6 bulan lalu. aku tidak tau berawal dari mana. yang pastinya aku terbangun jam setengah 6 di minggu pagi bulan maret 2013. tenggorokan seperti tercekat dan tersedak, tadinya aku mengira itu air liur lalu aku menelannya lagi. tapi semakin lama semakin banyak sampai aku tersedak lagi dan air itu penuh di mulutku. aku berlari kekamar mandi dan memuntahkannya. okay fine, itu bukan liur. tapi "darah segar".
refleks aku menjerit ketakutan. orang tuaku kaget. mereka menenangkanku. aku duduk tidak bisa bicara. karena darah itu terus menerus keluar. aku sholat dan waktu sujud darahnya keluar lagi dengan sendirinya.badanku langsung drop, lemes ga karuan. jam 7 aku dibawa ke puskesmas. kata nya aku kecapean, lambungku bermasalah. dan ujung-ujungya suntik dan obat.
Senin pagi aku kerumah sakit sama bapak. periksa ke dokter umum dulu, lalu dirujuk ke spesial paru-paru. dan apa? katanya aku infeksi paru-paru.. aje gile ni. semua penyakit aja diserobot. kata dokternya aku suruh balik hari kamis buat rontgen. fine, tapi aku gag balik. karena besoknya ibu aku bawa aku ke alternatif. mereka bilang aku infeksi lambung. dan dari sinilah aku mulai mengkonsumsi berbagai jenis obat mulai dari resep dokter sampai obat-obatan herbal. beberapa saat membaik hingga dipenghujung minggu. hari sabtunya kumat lagi. tiba-tiba aku tersedak dan muntah darah jauh lebih banyak dari sebelumnya. aku ketakutan karena kebetulan waktu itu aku lg ga dirumah tapi ditaman budaya . aku langsung makan nasi soto, minum obat dan pulang kerumah. sorenya aku pergi ke dokter spesialis paru-paru di pancur batu. dokter pandia namanya. disana aku di rontgen. dia juga bilang aku infeksi paru-paru. tapi rasaku enggak. karena yang sakit itu perutku bukan dadaku.
sejak itu, aku ga boleh makan ini, makan itu, minum ini, minum itu, ga boleh capek, ga boleh kena udara malam, minum ramuan ini, itu, seminggu sekali harus check up ke rumah sakit,. harus periksa ini,itu, tambahin berat badan. aaaaakkkkhhhhhhh.. mati.. !!! gue manusia cuyy.. ! bukan monster.. !!
aku muak, bosan, aku ga mau lagi melakukan aktivitas alay ini.. !! (pikirku saat itu)
akhirnya aku ga minum obat-obat dari rumah sakit maupun dari alternatif., obatnya aku simpan di laci lemari kamarku. sampai akhirnya ketahuan ibu dan dia marah besar. aku mau bilang apa. memang salahku. dan pada akhirnya hasil dari rumah sakit mengatakan aku negatif infeksi paru-paru, tapi lambung. fine.
hufffthh..,dan hari ini, setelah berbulan-bulan terlewati, sakit itu kumat lagi. udah 3 hari ini. Tuhan, aku tahu aku banyak dosa. sehingga kau menghukumku. aku terima Tuhan, karena aku memang bersalah. tadi pagi aku disuntik, kata bidannya tensi aku 80. tenggorokanku sakit aku ga bisa nelan. dan seakan-akan penuh dahak ditenggorokannku. aku memang bandel. ga mau jaga kesehatan. padahal aku tahu aku ga boleh telat makan dan ga teratur makan. tapi tetap aja. ibu ku marah lagi, tapi aku tahu dia sayang kali sama aku. :'( ini sedih. semua keluargaku sayang samaku ., lalu apalagi yang kurang? aku selalu merasa kurang. aku memang si manja yang keterlaluan. apa-apa minta dianterin, apa-apa merajuk, marah. maafin aku.
tapi terkadang aku berfikir, kalo aku bilang aku sembuh. aku pasti sembuh, kalo aku bilang aku bisa, aku pasti bisa, kalo aku bilang aku kuat, aku pasti kuat. tapi sugesti itu ga selamanya benar. terkadang juga sugesti itu terkalahkan oleh fisik yang benar-benar tidak sanggup lagi berkompromi dengan segala kegiatanku. dan pada akhirnya, aku sakit lagi. sebenarnya disini memang aku lah yang harus mensiasati antara kesehatan dan kegiatan. sakit itu udah jadi teman buat aku. aku tau kalo aku tetap ngejalani aktivitasku seperti saat ini. sakit ku pasti sering kambuh. tapi aku juga tau kalo aku hanya diam dan tidak melakukan apa-apa aku juga pasti sakit. buktinya aja, dari dulu waktu aku masih sekolah, aku memang punya badan yang ga bisa jadi atlit. aku ga boleh ikut pramuka, aku ga boleh ikut pmr, aku ga bisa kena panas yang berlebihan, ga bisa kena hujan, ga bisa dingin, selalu bawa payung. fine saya kuriman. jadi...., semuanya tergantung aku dan bagaimana aku mengontrol kegiatanku. Tuhan, semoga kata-kata ini tidak hanya di mulut saja.