HoLLaaa...
Sudah lama tentunya tidak menyapa karena sebelumnya sibuk menyiapkan urusan pernikahan. Sempat merasa stres sebentar karena aturan baru yang dibuat pemerintah. Efek wabah covid-19 membuat pemerintah menurunkan kebijakan , serta menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak menyelenggarakan acara/event yang dapat mengundang banyak orang. Salah satunya, tentu saja membuat resepsi pernikahan. Untuk aku yang akan menikah tentu ini membuat sedih, sudah pasti. Apalagi segala halnya sudah mulai sibuk dipersiapkan sejak tahun lalu.
10 Hari sebelum akad nikah tepatnya, saat hendak membagikan surat undangan. Salah satu kerabat jauh mengatakan bahwa Kepala Desa membatalkan resepsi pernikahan warga setempat di area tempat tinggalku. Untuk memastikan kabar tersebut, malam harinya Bapak kerumah kades dan Kades pun membenarkan pernyataan tersebut. Alhasil semua surat undangan yang siap dibagi, disimpan kembali rapat-rapat.
Manusiawi yah kalau menangis karena sedih. Tetapi aku gak mau down tentunya. Karena hal ini kan sudah jadi takdir Allah SWT. lagian toh bukan aku sendiri juga yang mengalaminya. Jadi ambil hikmah nya saja. Allah tahu mana yang paling baik untuk kita. Jadi kedua keluarga pun akhirnya sepakat untuk menunda resepsi pernikahan dengan tetap melangsungkan akad nikah. Yang gak kalah hebohnya juga, akad nikah tadinya hanya boleh di KUA.
Tapi sekali lagi Allah punya cerita lain untuk hidupku. Tiba-tiba Kades kasih kabar kalau akad nikah boleh dilangsungkan dirumah saja. Dengan syarat maksimal 10 orang yang dapat hadir sudah termasuk anggota keluarga inti. Iyah, begitupun tidak apa-apa aku sudah cukup bahagia. Namun masih ada tapinya nih, aku masih harus berurusan dengan MUA dan WO. Memastikan bahwa mereka bisa atau tidak datang kerumah. Awalnya hampir nangis lagi karena kakak MUA nya belum bisa memastikan, bisa makeupin atau tidak. Dan sekali lagi Allah maha baik, segala sesuatunya berjalan dengan lancar.
Dan jadilah Sabtu, 04 April 2020 lalu, menjadi hari bahagia antara aku, suami dan keluarga. Masih ada hal yang membuat sedih, kedua orang tua dari suami yang berada di Sumatera Barat tidak dapat menghadiri. Hal itu dikarenakan pemerintah setempat melarang warganya untuk melakukan perjalanan keluar kota. Dan momen sakral ini pun hanya bisa mereka saksikan melalui akses video call.
Bersyukurnya aku sudah dari jauh-jauh hari menyiapkan berkas-berkas nikah. Karena beberapa hari sebelum akad, ada aturan baru lagi dari pemerintah. Bahwa pendaftaran pernikahan ditutup sementara. Sedih banget kan yah, serasa setiap melihat berita dalam hati selalu mengucap "semoga wabah ini segera berakhir ya Allah".
Alhamdulillah Wasyukurillah, meskipun banyak aral melintang tapi Allah masih kasih jalan untuk kami melaksanakan niat baik dan sunah Rasulnya. Perjalanan tidak berhenti disini, karena keesokan harinya aku sudah langsung harus pergi ikut suami ke luar kota. Iyah, Suami bekerja di Tebing Tinggi, dan selama pandemi ini aku 2 bulan WFH (Work From Home). Jadilah aku harus mendampingi suami, inilah salah satu hikmah dari wabah ini. Ya karena kalau tidak aku dan suami harus LDM ( Long Distance Married). Yang notabene nya seminggu sekali baru suami bisa pulang ke Medan.
Jadi segala sesuatunya harus tetap disyukuri kan yah... sekarang sudah 25 hari aku menjalani kehidupan sebagai seorang istri. Aku yang tadinya ga pernah masak, manja dan rewel sekarang harus mandiri dan harus mulai belajar masak pastinya. Dulu sebelum menikah, hal yang paling aku khawatirkan itu dapur. Karena sebelumnya aku tahunya cuma makan. 25 hari berlalu dan sekarang memasak menjadi hobi baru bagiku.
|
Jadi ini deh beberapa hasil masakan aku. Follow @foodbytta yah, aku buat akun yg isinya belajar masak dan review makanan. |
Disini suasana pandemi memang tidak seketat di kota Medan. Tetapi tetap saja aku ga keluar rumah. keluar rumah sesekali untuk ke Bank, Supermarket dan Pasar. Ya mau gimana lagi dong, kalau gak gitu bisa ga makan aku dan suami. Apalagi tempat tinggal kami gak di kota. Jadi mau kewarung juga jauh. Terpaksa kalau belanja seminggu sekali dan stok bahan makanan di kulkas.
Hari ini di Tebing Tinggi 29 April 2020, aku tidak bisa pulang kerumah karena rindu keluarga. Karena sebelumnya gak pernah jauh dari orang tua jadi semua ini terasa banget. Pemprov Sumut menutup akses keluar dan masuk kota Medan. Kereta Api tidak melakukan perjalanan komersil sampai akhir Mei dan jalan tol ditutup. Mau ngadu bilang kangen sama Ibu, takut jadinya malah nangis. Semoga wabah covid-19 ini segera berakhir yah.. semoga kita semua selalu sehat. Aaamminnn ya Allah..
Masyaallah tabarakallah Tari. Semoga bahagia selalu.
ReplyDeleteAaammiinn... Makasii sayangkuuu
DeleteBarakallah yaaaa
ReplyDeleteSemoga sakinah mawaddah warahmah
Btw nikah skrg ni ga banyak biaya jadinyaa hehe
Selamat ya mba. Walaupun nggak bisa resepsi dulu yang penting sudah halal dan bisa menikmati momen Ramadan dan lebaran sama suami.
ReplyDeleteSemoga pandemi ini segera berakhir ya,Kak. Semua peristiwa yang terjadi selama mengurus pernikahan dan saat akad akan menjadi cerita bersejarah untuk anak cucu kelak :)
ReplyDeleteSelamat menempuh hidup baru ya. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Mungkin semua itu resiko kita kalau tetap memaksakan menikah saat pandemi. Semoga tetap jadi momen terindah dalam hidupnya.
ReplyDeleteWah, cantiknya. Barakallah, semoga pernikahannya samawa dan berkah. Sekadang memang enggak diperbolehkan, ya, mengadakan resepsi, meski di tempat saya pas awal-awal masa social distancing masih ada aja yang ngadain resepsi. Mungkin dulu masih penyesuaian regulasi.
ReplyDeleteYa Allah mba sini aku pelukkkkkkk😘. Pasti banyak banget ya kesedihan di hari yang seharusnya banyak bahagianya. Pasti ga mudah dan berat. Sekalipun begitu, allhamdulillah berakhir dengan bahagia ya masa sulit itu. Saya ucapkan selamat untuk pernikahannya ya mba. Semoga jadi pernikahan yang barokah. Amin
ReplyDeleteAaammiinm ya Allah.. Makasii bunda..
Delete